BADAN AMIL ZAKAT KOTA SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR ---- BAZ KOTA SAMARINDA Jl. HARMONIKA SAMARINDA -- SALURKAN ZAKAT INFAQ DAN SHADAQOH MELALUI BAZ KOTA SAMARINDA -- HIDUP BAHAGIA DENGAN BERZAKAT

Sumber: http://bazdakaltim.com/?pilih=lihat&id=143
Senin, 29 Juni 09 - oleh : MUHAMAD ZAINURI

Rasulullah SAW bersabda, “Demi Allah jiwaku berada di tangan-Nya, seandainya seorang laki-laki terbunuh fi sabilillah kemudian dihidupkan kembali kemudian terbunuh kemudian dihidupkan kembali kemudian terbunuh sementara ia punya hutang, maka ia tidak akan masuk Surga hingga terlunasi hutangnya'," (Hasan, HR an-Nasa'i [VII/314-315], Ahmad [V/289-290], al-Hakim [II/25], al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah [2145]).


Hutang- piutang bukalah perihal yang diharamkan dalam Islam, karena keduanya (memberi hutang dan berhutang) memberikan manfaat bagi kelangsungan hidup umat manusia. Bahkan Islam memberikan arahan yang tegas dalam hal itu. Namun ada batasan-batasan yang harus kita pahami agar hutang-piutang yang akan dan sedang kita langsanakan bisa membawa berkah, bukan sebaliknya, petaka.

Allah SWT berfirman, “ Hai orang-orang yang beriman apa bila kamu bermuamalah secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis diantara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannyadan janganlah ia mengurangi sedikitpun dari hutangnya. (QS. Al-Baqarah :283).

Kehidupan kita yang tak selamanya berada dalam kecukupan membuka peluang untuk berhutang. Namun kita harus hati-hati jangan sampai apa yang kita lakukan diluar kemampuan kita di kemudian hari, sebab begitu beratnya beban hutang yang belum terbayar, dan keterkaitannya dengan yang bersangkutan hingga akhirat kelak. Sebagaimana Abdullah bin Amr, ia berkata, Rasulullah saw bersabda,"Semua dosa orang yang mati syahid diampuni, kecuali hutang." HR.Muslim)

Keutamaan Orang yang Memberi Utang

Dalam shohih Muslim pada Bab ‘Keutamaan berkumpul untuk membaca Al Qur’an dan dzikir’, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa meringankan kesusahan (kesedihan) seorang mukmin di dunia, Allah akan meringankan kesusahan baginya di hari kiamat. Barangsiapa memudahkan urusan seseorang yang dalam keadaan sulit, Allah akan memberinya kemudahan di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutup ‘aib seseorang, Allah pun akan menutupi ‘aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya, selama hamba tersebut menolong saudaranya.” (HR. Muslim no. 2699)
Dalam Tuhfatul Ahwadzi (7/261)

dijelaskan maksud hadits ini yaitu: “Memberi kemudahan pada orang miskin –baik mukmin maupun kafir- yang memiliki utang, dengan dia menangguhkan dalam pelunasan utang atau membebaskan sebagian utang atau membebaskan seluruh utangnya.”
Sungguh beruntung sekali seseorang yang memberikan kemudahan bagi saudaranya yang berada dalam kesulitan, dengan izin Allah orang seperti ini akan mendapatkan kemudahan di hari yang penuh kesulitan yaitu hari kiamat.

Tagihlah Utang dengan Cara yang Baik

Setiap orang pada dasarnya ingin dihargai dan sangat benci jika diremehkan, untuk itu rasulullah mengingatkan agar menagih hutang dengan cara yang baik . Dari Ibnu ‘Umar dan ‘Aisyah radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Siapa saja yang ingin meminta haknya, hendaklah dia meminta dengan cara yang baik baik pada orang yang mau menunaikan ataupun enggan menunaikannya.” (HR. Ibnu Majah no. 1965. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih)

Secara khusus rasulullah SAW mendoakan mereka yang berlaku lemah-lembut ketika menagih hutang, “Semoga Allah merahmati seseorang yang memberi kelapangan ketika menjual, ketika membeli dan ketika menagih haknya (menagih utangnya).” (HR. Bukhari no. 2076)

Berilah Tenggang Waktu

Allah Ta’ala berfirman, “Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 280)

Dalam ayat ini, Allah memerintahkan kita untuk bersabar terhadap orang yang berada dalam kesulitan, di saatt orang tersebut belum bisa melunasi utang. Oleh karena itu, Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan

Memberi tenggang waktu terhadap orang yang kesulitan adalah wajib. Selanjutnya jika ingin membebaskan utangnya, maka ini hukumnya sunnah (dianjurkan). Orang yang berhati baik seperti inilah (dengan membebaskan sebagian atau seluruh utang) yang akan mendapatkan kebaikan dan pahala yang melimpah. Oleh karena itu, Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” (Lihat Tafsir Al Qur’an Al Azhim, pada tafsir surat Al Baqarah ayat 280)

Begitu pula dalam beberapa hadits disebutkan mengenai keutamaan orang-orang yang memberi tenggang waktu bagi orang yang sulit melunasi utang.Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa memberi tenggang waktu bagi orang yang berada dalam kesulitan atau bahkan membebaskan utangnya, maka dia akan mendapat naungan Allah.” (HR. Muslim no. 3006)

Dari salah seorang sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam –Abul Yasar-, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa ingin mendapatkan naungan Allah ‘azza wa jalla, hendaklah dia memberi tenggang waktu bagi orang yang mendapat kesulitan atau bahkan dia membebaskan utangnya tadi.” (HR. Ahmad. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shohih)

Orang yang Mudah Melunasi Utang

Selain memberi kemudahan bagi orang yang kesulitan, berilah pula kemudahan bagi orang yang mudah melunasi utang. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada seseorang didatangkan pada hari kiamat. Allah berkata (yang artinya), “Lihatlah amalannya.” Kemudian orang tersebut berkata, “Wahai Rabbku. Aku tidak memiliki amalan kebaikan selain satu amalan. Dulu aku memiliki harta, lalu aku sering meminjamkannya pada orang-orang. Setiap orang yang mudah untuk melunasinya, aku selalu beri kemudahan. Begitu pula setiap orang yang berada dalam kesulitan, aku selalu memberinya tenggang waktu sampai dia mudah untuk melunasinya.” Lantas Allah pun berkata (yang artinya), “Aku lebih berhak memberi kemudahan bagimu”. Orang ini pun akhirnya diampuni.” (HR. Ahmad. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shohih)

Dari Hudzaifah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Beberapa malaikat menjumpai orang sebelum kalian untuk mencabut nyawanya. Kemudian mereka mengatakan, “Apakah kamu memiliki sedikit dari amal kebajikan?” Kemudian dia mengatakan, “Dulu aku pernah memerintahkan pada budakku untuk memberikan tenggang waktu dan membebaskan utang bagi orang yang berada dalam kemudahan untuk melunasinya.” Lantas Allah pun memberi ampunan padanya.” (HR. Bukhari no. 2077)

Segera Melunasi Hutang

Dari Abu Hurairah r.a. dari Rasulullah saw, beliau bersabda, "Barang siapa meminjam harta orang lain dengan niat mengembalikannya niscaya Allah akan menolongnya untuk mengembalikannya. Dan barangsiapa meminjam harta orang lain untuk memusnahkannya niscaya Allah akan memusnahkannya," (HR Bukhari ).

Dari Shuhab al-Khair r.a. dar Rasulullah saw, beliau bersabda, "Siapa saja yang berhutang sedang ia berniat tidak melunasi hutangnya maka ia akan bertemu Allah sebagai seorang pencuri," (Shahih, HR Ibnu Majah ).

Dari Tsuban Maula Rasulullah dari Rasulullah saw. bahwa beliau bersabda, "Apabila ruh berpisah dari jasad sedang ia terbebas dari tiga perkara niscaya masuk Syurga, yaitu dari kesombongan, ghulul dan hutang," (Shahih, HR at-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad dan Al-Hakim, al-Baihaqi ).

Menjauhi Jeratan Hutang
Ketergantungan terhadap hutang bukan hal yang baik, selain berat dalam membayarnya juga akan menjadi beban psikologis dalam hidup kita. Serba kekurangan dalam kebutuhan hidup jangan dijadikan alasan untuk membuka lebar pintu hutang, namun upayakan untuk menjauhinya.

Empat kiat berikut semoga bisa membantu kita lepas dari lilitan hutang. Pertama, tingkatkan produktivitas kita. Banyaknya orang yang terlilit dengan hutang disebabkan pendapatan yang lebih rendah dari pengeluaran, sehingga tidak ada jalan lain untuk memenuhi kebutuhannya kecuali dengan berhutang. Maka solusinya dengan meningkatkan produktivitas yang akan berdampak pada peningkatan pendapatan.

Kedua, mengelola keuangan dengan baik. Tidak hanya orang miskin yang akan terlilit dengan hutang, sekalipun orang kaya yang berpenghasilan tinggi daripada kebutuhannya berpeluang menjadi penghutang besar kalau tidak mengatur keuangan dengan baik. Rencanakanlah setiap pengeluaran yang kita butuhkan dengan menyesuaikan pada pendapatan yang kita peroleh dan terlebih disiplin dengan apa yang telah kita rencanakan. Allah swt berfirman,“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan harta, mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) ditengah-tengah antara yang demikian.” (QS. Al-Furqon;67).

Ketiga, mendahulukan kebutuhan daripada keinginan. Penyakit yang sering muncul disetiap orang banyak mengeluarkan uang untuk hal yang sifatnya keinginan, padahal itu bukan kebutuhan utama saat ini dan dapat dipenuhi dikemudian hari ketika ada lebih dari pendapatan.

Dampaknya kebutuhan yang harus dipenuhi sekarang terlenakan, tidak ada jalan lain saat keuangan sudah tidak ada adalah berhutang untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan demikian hal yang sekiranya kurang perlu abaikan saja, kita coba untuk berhemat sebab Allah akan memberi rahmat bagi yang hemat, Sabda Nabi saw, “Allah akan memberi rahmat kepada seseorang yang bekerja dari yang baik, membelanjakan harta dengan hemat, dan dapat menyisihkan kelbihan untuk menghadapi hari kefakiran.”. (muttafaq Alaih).

Keempat, memohonlah kepada Allah agar diajuhkan dari lilitan hutang. Hal ini diajarkan oleh nabi kita, beliau selalu berdo agar diajuhkan dirinya dari beratnya hutang. Berikut doa yang sering beliau lantunkan : “ Ya Allah aku berlindung kepadaMu dari kegelisahan dan kesedihan, dari kelemahan dan kemalasan,dari sifat pengecut dan bakhil serta dari tidak mampu membayar hutang dan dari penguasaan orang lain”. (HR. Al-Bukhari).

Demikian beberapa cara yang dapat kita coba untuk menjauhi keluarga dari jeratan hutang, semoga Allah memberikan kekuatan kepada kita untuk menjauhi dari bencana dan bahaya hutang. Dan memberikan kemudahan kepada kita untuk melunasi hutang kita, serta merahmati orang-orang yang ikhlas memberi tenggang waktu dan berlaku lemah lembut pada para si penghutang.

selengkapnya..
Category: | 0 Comments

Kagiatan Baz Kota Samarinda tahun 2009 adalah sebagai berikut:

selengkapnya..
Category: | 0 Comments